Jakarta, zonanasional.id – Dari Kampung Joeng, Benteng Jawa, Kecamatan Lamba Leda, lahir seorang musisi muda yang kian mencuri perhatian publik. Ia adalah Fransiskus Jaru, atau yang akrab disapa Engkoz Jaru.
Belakangan, pria yang juga dikenal sebagai desainer kreatif ini kembali menghibur masyarakat lewat lagunya berjudul “Ganggah Belis” atau Perkara Belis. Lagu tersebut terasa begitu dekat dengan realitas sosial masyarakat Manggarai, di mana persoalan belis (mahar perkawinan) kerap menjadi perbincangan hangat.
Dengan lirik dan nada yang menyentuh, Engkoz Jaru mencoba menggambarkan dua sisi belis: di satu sisi dapat membangkitkan semangat para pejuang cinta, namun di sisi lain tak jarang membuat hati menjadi lemah menghadapi tuntutan yang tinggi.
Tak hanya piawai bermusik, Engkoz juga dikenal sebagai desainer serbaguna. Banyak orang mempercayakan padanya pembuatan spanduk, pamflet, hingga karya visual lainnya. Kreativitas ini berpadu dengan latar belakang pendidikannya sebagai sarjana Fakultas Ekonomi dari Universitas Patompo, Sulawesi Selatan.
Pengalaman hidup yang ia dapatkan di bangku kuliah maupun di tengah masyarakat menjadikannya pribadi yang unik: sederhana, humoris, dan mudah bergaul. Hal ini juga tercermin dalam setiap karya musiknya yang tidak hanya enak didengar, tetapi juga menyimpan makna mendalam.
Lagu-lagunya adalah cermin suara hati masyarakat, khususnya diaspora Manggarai. Lewat nada dan intonasi yang pas, Engkoz Jaru terus menyalurkan semangat untuk merawat budaya, sekaligus memberi ruang refleksi bagi siapa saja yang mendengarnya.
penulis: wilhelmus avin