
Jakarta, 22 Agustus 2025 zonanasional.id– Di tengah kondisi ekonomi yang masih penuh tantangan, industri asuransi jiwa menunjukkan ketahanannya. Data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat, pada paruh pertama tahun 2025, jumlah masyarakat yang terlindungi asuransi jiwa meningkat hingga 123,7 juta jiwa. Angka ini naik hampir 9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Ketua Dewan Pengurus AAJI, Budi Tampubolon, menyebut tren ini sebagai tanda semakin kuatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya perlindungan jangka panjang. “Ketika daya beli menurun, justru nasabah tetap memilih menjaga polis mereka. Premi lanjutan naik 6,1% menjadi Rp39,66 triliun, ini bukti komitmen masyarakat menjaga keberlangsungan proteksi bagi keluarganya,” ujarnya.
Tak hanya jumlah nasabah yang tumbuh, industri juga menunaikan perannya dengan menyalurkan klaim hingga Rp72,47 triliun kepada lebih dari 5 juta penerima manfaat. Menariknya, klaim kesehatan pribadi justru meningkat signifikan, menunjukkan semakin banyak individu yang mengandalkan asuransi untuk menjaga kesehatan mereka.
Ketua Bidang Kanal Distribusi AAJI, Elin Waty, menegaskan pentingnya reformasi di industri kesehatan agar manfaat proteksi bisa tetap terjangkau. “Lonjakan klaim kesehatan individu jadi sinyal bagi industri untuk terus beradaptasi demi keberlangsungan perlindungan,” katanya.
Dari sisi investasi, perusahaan asuransi jiwa juga berhasil mencatatkan hasil positif. Hingga Juni 2025, total hasil investasi tumbuh 38,4% menjadi Rp16,68 triliun. Portofolio mereka tetap terdiversifikasi, dengan porsi terbesar ditempatkan pada Surat Berharga Negara (SBN). Langkah ini bukan hanya menjaga stabilitas dana nasabah, tapi juga mendukung pembangunan nasional.
Lebih jauh, AAJI bersama OJK juga mendorong penguatan kualitas tenaga pemasaran. Penerapan QR Code pada Surat Tanda Terdaftar (STTD) agen menjadi terobosan transparansi, sehingga masyarakat bisa memastikan legalitas agen asuransi yang ditemuinya. AAJI bahkan meluncurkan Microsite Asuransi Jiwa, platform digital untuk pembelajaran berkelanjutan para agen.
“Industri ini bukan hanya soal angka, tapi tentang kepercayaan. Dengan agen yang profesional dan berintegritas, asuransi jiwa akan semakin dekat dengan masyarakat,” tambah Budi.
Semester pertama 2025 membuktikan, di tengah dinamika ekonomi, asuransi jiwa tetap hadir sebagai jangkar ketahanan finansial jutaan keluarga Indonesia.